Saya yakin bahwa hampir sebagian besar manusia di seantero dunia ini menyukai musik. Mungkin juga termasuk anda. Akan menjadi sebuah kebanggaan tersendiri jika anda tidak hanya sekedar bisa menikmati alunan musik, tetapi juga melahirkan karya-karya musik dengan kreativitas bermusik yang anda miliki. Nah, dalam postingan kali ini, saya ingin membagikan sebuah software yang sangat menarik untuk menggali potensi anda dalam menciptakan musik-musik yang menarik. Nama Aplikasi ini adalah FRUITY LOOPS. Software ini merupakan kategori Digital Audio Workstation.
Fruity Loops adalah salah satu software musik yang dapat diandalkan untuk melakukan editing, mixing, dan take vocal dengan kualitas yang hampir setara dengan sebuah studio rekaman. Banyak juga produser musik yang mengawali karir mereka dengan menggunakan software ini. Salah satunya adalah Alexander Grant (produser Rihanna, Dr. Dre, Eminem dll)
Tidak hanya itu, dengan menggunakan software ini, anda dapat mengaransemen musik sesuka hati dan menghasilkan musik-musik yang cukup berkualitas.Jika ingin berkreasi dengan software ini, silahkan download. Kebetulan nih ada linky FL STUDIO 11 sekaligus crack.
Klik disini (DEMO).
Klik disini (CRACK).
My Chains Are Gonne
Mari Berbagi Untuk Hidup Yang Lebih Baik
Senin, 09 Maret 2015
Jumat, 06 Maret 2015
Tanggung Jawab Manusia Terhadap Lingkungan Hidup
Mazmur 145:9
Tuhan itu baik kepada semua orang,
dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikanNya.
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan!
Setiap
minggu ketika saya pergi ke gereja, saya sering melihat sebuah kalimat
singkat di bagian kanan mimbar yang bunyinya seperti begini “Tuhan itu
baik kepada semua ciptaan”. Membaca kalimat tersebut, saya kemudian
merenung dalam hati. Sungguh hebat Tuhan. Sebab, meskipun sebagai Sang
pencipta dan penguasa atas bumi dan isinya, Tuhan tidak bertindak
semena-mena, Tuhan tidak menunjukan keacuhan, dan egoisme kepada
ciptaannya. Justru dalam pemeliharaanNya, Ia menampilkan kebaikan dan
kasihNya kepada seluruh makhluk ciptaan. Kebaikan Tuhan ini sungguh
berbeda dengan cara hidup kita selaku manusia. Lihat saja di
berita-berita yang di tampilkan di televsi dan surat kabar. Ada banyak
penderitaan yang muncul seperti banjir, tanah longsor, laut dan udara
yang tercemar, timbulnya penyakit seperti demam berdarah, muntaber dan
sebagainya. Kenyataan ini kemudian membuat kita bertanya-tanya, apa
penyebab dari semua ini?
Jika
kita mau jujur mengakui, sebenarnya berbagai hal ini terjadi karena
keacuhan dan keegoisan diri kita selaku manusia. Seringkali, ketika di
tanya, apakah kamu mengasihi sesama? kita menjawab “ya saya sangat
mengasihi sesama”. Padahal sadarkah kita, ketika kita membuang sampah
sembarangan dan menimbulkan penyakit bagi orang lain, itu berarti bahwa
kita tidak mengasihi sesama. Sadarkah kita, ketika saluran air dijadikan
tempat pembuangan sampah sehingga mengakibatkan banjir serta kerugian
kepada orang lain, itu berarti bahwa kasih yang kita ucapkan memiliki
makna yang hampa. Atau juga, ketika kita mengeksploitasi alam dengan
menebang hutan secara tidak terkendali dan tanpa reboisasi, sehingga
menyebakan hutan menjadi gundul dan terjadi tanah longsor, itu juga berarti bahwa kita telah mengabaikan kasih kita kepada sesama.
Selain
itu, dampak dari egoisme manusia juga terjadi kepada makhluk yang lain.
Pencemaran laut yang dilakukan manusia telah merampas hak hidup dari
seluruh biota laut. Penggundulan hutan juga telah memberi dampak negatif
kepada semua hewan karena tempat hidup mereka telah dirusakan. Padahal
bukankah hak hidup itu menjadi milik setiap mahluk? Tuhan mencipta dan
memberikan tanggung jawab kepada kita untuk mengelola, menjaga dan
memelihara ciptaannya, bukan sebaliknya merusakannya dan mengabaikan
kepentingan seluruh makhluk. Tuhan itu baik kepada semua ciptaan. Untuk
itu, kebaikan Tuhan itu mesti kita wujudkan dalam kepedulian kita
terhadap lingkungan, sehingga apa yang kita lakukan dapat menjadi berkat
bagi kehidupan seluruh makhluk, baik manusia, tumbuhan dan hewan.
Dengan menjaga dan memelihara berkat Tuhan, maka kita pun juga telah
menyediakan masa depan dan kehidupan yang cerah bagi anak cucu kita.
Tuhan memberkati!
Kenaikan Kristus dan Kemandirian Injil (Kisah Para Rasul 1:6-11)
Hari
ini kita boleh ada dalam sebuah peringatan gerejawi yakni kenaikan Yesus
Kristus. Dalam pandangan saya, banyak orang melihat peristiwa ini sebagai
peristiwa yang kurang memiliki keistimewaan, dibandingkan dengan Natal dan
Paskah. Tetapi berdasarkan bacaan kita tadi, sebenarnya, ada catatan-catatan
menarik dan isitimewa yang menjadi inti pesan bagi konteks kehidupan kita di
saat ini.
Peristiwa
kenaikan Yesus sebenarnya mau menegaskan tentang kemuliaan Yesus, yang diutus
Allah untuk melakukan serangkaian hal-hal yang menakjubkan. Mulai dari
kelahiran, masa pelayananNya, kesengsaraan dan kematian, serta kebangkitan. KPR
1:6-11 menegaskan bahwa ketika ia terangkat ke sorga, awan menutupinya. Makna
awan sebenarnya memiliki ungkapan tentang kemuliaan Allah (bnd Kel. 40:34-38).
Kenaikan
Yesus Merupakan sebuah tonggak sejarah baru bagi lahirnya gereja sebagai alat
kesaksian untuk melanjutkan misi kristus di Dunia. Ini adalah sebuah titik
kemandirian para murid dalam melaksanakan pelayanan. Sebab secara fisik, mereka
tidak lagi bersama-sama dengan Yesus. Mereka harus bekerja sendiri untuk
mewujudkan damai sejahtera Allah yang telah di alami ketika berpengalaman
dengan Yesus sendiri.
Disini
para murid ditugaskan untuk menjadi saksiNya, mulai dari Yerusalem, Tanah
Yudea, Samaria, sampai ke ujung bumi. Janji Yesus terhadap tugas ini ialah
bahwa para murid tidak hanya berjalan dengan kehampaan, tetapi akan memiliki
karunia Roh Kudus dalam menjalankan tugas kesaksian itu.
Nah
dari gambaran ini, apa yang mestinya menjadi bahan perenungan bagi kita dalam
konteks panggilan kita di saat ini dalam kaitan dengan tema merayakan cinta
kasih Tuhan yang membebaskan, khususnya dari masalah kebodohan dan
keterbelakangan.
Pertama,
bicara tentang kemuliaan, banyak dari kita yang sadar maupun tidak sadar
melakukan banyak hal untuk mencari kemuliaan diri sendiri. Kita bekerja setiap
saat untuk memperoleh banyak uang, supaya kita dipandang sebagai orang kaya
yang dengan kekayaan tersebut menjadi ukuran bahwa kita lebih mulia dari orang
lain yang berkekurangan. Saya tidak mengatakan bahwa kekayaan itu tidak boleh
diupayakan, tetapi, alangkah baiknya jika melalui kekayaan kita, kemuliaan dan
kehadiran Allah hadir melalui kepekaan kita untuk melihat keterbelakangan hidup
dari saudara-saudara kita yang berkekurangan. Kita dapat menjadi
pribadi-pribadi yang peduli terhadap masa depan dari anak-anak yang keluarganya
tidak mampu agar mereka dapat melanjutkan sekolah dan memiliki masa depan yang
lebih baik.
Kedua,
Dalam melanjutkan misi sebagai saksi Kristus, bukan hanya para murid yang
dikarunia Roh Kudus. Tetapi kita semua menerima itu dari Allah untuk memampukan
kita melakukan karya KasihNya di tengah hidup kita. Tapi kadang-kadang, kita
bukan membuka hati kita kepada Roh Kudus, tetapi Roh Kudis. Sebagai contoh,
tidak ada Roh Kudus yang menghancurkan, tetapi Roh Kudus yang mempersatukan.
Roh Kudus yang menguatkan, bukan memperlemah. Roh Kudus yang menyejukan, bukan
membakar emosi. Roh Kudus yang memberi pertolongan bukan roh yang acuh tak
acuh, istilahnya siapa kau, siapa aku. Roh Kudus yang menuntun kita sebagai
kepala keluarga yang bijaksana dan mengasihi istri dan anak-anak, Roh Kudus
adalah roh yang menuntun kita sebagai mahasiswa yang bertanggungjawab terhadap
apa yang telah dipercayakan orang tua kepada kita. Roh Kudus bukan Roh yang
melayani dengan setengah hati, tetapi sepenuh hati. Roh kudus menuntun para
pelayanNya untuk setia, bukan roh malas dalam melayani. Dengan demikian Roh
Kudus adalah Roh yang mengarahkan kita kepada kebaikan, kepada kasih, kejujuran
dan yang mendobrak kita dari sifat mementingkan diri sendiri.
Gereja
yang dipanggil adalah saudara dan saya. Gereja bukanlah kemegahan fisik, tetapi
kemegahan Allah yang hidup di tengah saudara dan saya. Kemandirian gereja telah
dimulai dan kita akan dimampukan jika kita mengandalkan RohNya diam di dalam
kita. Mari kita maknai Yesus dan Karyanya di tengah hidup ini. Ia tidak pernah
meninggalkan kita, sebab Roh Kudus yang berasal dari PadaNya, akan selalu ada
untuk menyertai saudara dan saya. semoga dalam kekuatan RohNya kita dapat
mewujudkan Firman Tuhan ini dalam kehidupan bersama. Amin
Kamis, 05 Maret 2015
Picasa:Sejarah Singkat + Link Download
Sobat sekalian, selamat siang.
Kali ini, saya ingin membagikan tentang salah satu aplikasi edit gambar yang cukup mumpuni dalam mengelola kualitas hasil jepretan kita, baik melalui kamera digital, kamera ponsel maupun tablet kita. Seringkali kita menggunakan aplikasi ini namun kita tidak pernah tahu kapan aplikasi ini pertama kali dibuat, sejarah perkembangannya dan apa yang menyebabkan sehingga aplikasi ini diberi nama Picasa.
Picasa adalah perangkat lunak aplikasi peninjau dan pengubah, manajemen gambar digital, termasuk didalamnya fitur sosial media. Aplikasi ini dibuat oleh LifeScape, inc.[1] (dahulu Idealab) pada tahun 2002 dan diakuisisi oleh Google pada tahun 2004. Aplikasi ini berjalan di Windows XP, Windows Vista, Windows 7, Linux, dan Mac OS X (versi intel). Untuk Windows 98 dan Windows ME, hanya tersedia versi lama.
Picasa adalah perangkat lunak aplikasi peninjau dan pengubah, manajemen gambar digital, termasuk didalamnya fitur sosial media. Aplikasi ini dibuat oleh LifeScape, inc.[1] (dahulu Idealab) pada tahun 2002 dan diakuisisi oleh Google pada tahun 2004. Aplikasi ini berjalan di Windows XP, Windows Vista, Windows 7, Linux, dan Mac OS X (versi intel). Untuk Windows 98 dan Windows ME, hanya tersedia versi lama.
Nama Picasa merupakan gabungan dari nama seorang pelukis Spanyol Pablo Picasso, frasa Spanyol Mi Casa - yang berarti "Rumahku", dan pic dari kata bahasa inggris "Pictures" yang berarti gambar atau imaji [2]
Pada 15 Agustus 2006 Google mengumumkan telah mengakuisisi Neven Vision , yang teknologi yang dapat digunakan untuk mencari fitur dalam foto seperti orang atau bangunan. Google menerapkan teknologi ini untuk pengenalan wajah, dan fungsi ini diluncurkan pada Picasa Web Album pada tanggal 2 September 2008.
Selanjutnya
di bulan Juni tahun 2007, aplikasi Picasa ini dilengkapi dengan fitur
Geotagging. Fitur Geotagging dapat menolong
seseorang menemukan berbagai macam informasi tentang lokasi secara mendetail dan spesifik. Misalnya,
seseorang dapat menemukan gambar-gambar yang diambil di dekat lokasi tertentu
dengan memasukkan koordinat lintang dan bujur ke mesin photo geotagging-enabled
pencarian. Geotagging juga memberikan informasi berbasis lokasi,website, dll.
Ada juga fitur-fitur menarik lainnya di dalam aplikasi ini.
Jika teman-teman belum memiliki aplikasi ini, wajib di download
klik di sini.
Jika teman-teman belum memiliki aplikasi ini, wajib di download
klik di sini.
Sumber tambahan: http://id.wikipedia.org/wiki/Picasa
Menambah Koleksi Font
Hallo teman-teman.
Bagi kalian yang suka dengan desain grafis dengan menggunakan Corel Draw or Adobe Photoshop, pastinya Font yang beragam dan menarik merupakan salah satu unsur yang penting dalam memaksimalkan hasil desain kita. Nah bagi teman-teman yang ingin menambah koleksi font anda, silahkan didownload link di bawah ini
klik di sini.
Jika sudah selesai mendownload file fontnya, maka selanjutnya ada beberapa langkah yang harus teman-teman lakukan yakni :
Salam sukses....semoga bermanfaat. Tuhan berkati
Bagi kalian yang suka dengan desain grafis dengan menggunakan Corel Draw or Adobe Photoshop, pastinya Font yang beragam dan menarik merupakan salah satu unsur yang penting dalam memaksimalkan hasil desain kita. Nah bagi teman-teman yang ingin menambah koleksi font anda, silahkan didownload link di bawah ini
klik di sini.
Jika sudah selesai mendownload file fontnya, maka selanjutnya ada beberapa langkah yang harus teman-teman lakukan yakni :
- Ekstrak lagi file Download Cool Font Pack.rar di tempat dimana kalian akan menempatkannya, misalnya di My Document. Catatan : Teman-teman harus punya aplikasi Winrar.
- Cut/copy semua file font yang berekstensi .ttf
- Buka Local Disk (C)>Windows>Fonts
- Paste semua fonts yang sudah dicopy pada Folder Fonts
- Selesai dan bisa langsung beraksi untuk melakukan desain dengan font-font yang mantap...
- Jika masih bingung dimana tempat pastenya, lihat saja pada gambar dibawah ini...
Salam sukses....semoga bermanfaat. Tuhan berkati
Rabu, 04 Maret 2015
Panduan Praktis Bagaimana Mempersiapkan Materi PA (Penelaahan Alkitab)
A. Latar Belakang
Tulisan ini muncul sebagai respons terhadap sebuah pertanyaan yang diutarakan oleh seorang rekan pelayan khusus (Majelis Jemaat) yang kurang lebih seperti ini, “Bapen (Bapa pendeta), bisakah beta ganti PA (penelaahan Alkitab) dengan Renungan dalam ibadah unit jumat nanti, soalnya beta belum paham mengenai cara memimpin ibadah dengan model PA”. Pertanyaan ini, saya kira tidak hanya menjadi pertanyaan dari rekan pelayan tersebut saja, tetapi juga menjadi pertanyaan dari sebagian besar pelayan yang notabene kaum awam, yang merasa kesulitan untuk membawakan ibadah dalam bentuk/metode PA. Inilah salah satu faktor yang menyebabkan seakan PA menjadi momok bagi para pelayan yang akan bertugas untuk memimpin ibadah. Padahal saya percaya bahwa mereka juga memiliki kerinduan untuk bisa membawakan materi PA dengan baik dan menarik. Oleh sebab itulah, maka melalui tulisan ini saya ingin berbagi tentang bagaimana mempersiapkan sekaligus memimpin materi Penelaahan Alkitab dengan baik dan efektif.
B. Pengertian Penelaahan Alkitab (PA)
Sebelum mempersiapkan materi PA, sudah tentu perlu kita pahami apa yang dimaksud dengan Penelaahan Alkitab. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata penelaahan yang berarti proses atau cara, perbuatan menelaah. Kata ini berasal dari akar kata “telaah”, yang artinya adalah penyelidikan, kajian., pemeriksaan, penelitian. Dengan demikian secara sederhana PA (Penelaahan Alkitab) dapat diartikan sebagai sebuah aktivitas penyelidikan/pengkajian Alkitab.
Mengacu pada pengertian tersebut, maka pelaksanaan PA membutuhkan sebuah ketelitian. Hal ini berarti bahwa pengkajian terhadap Alkitab mesti dilakukan dengan cara dan pendekatan yang dapat dipertanggungjawabkan. Maksudnya ialah bahwa ketika melakukan kegiatan telaah, maka pelaksanaannya harus menggunakan pengetahuan yang rasional, serta pendekatan yang bersifat ilmiah sehingga upaya pengkajian itu benar-benar memiliki nilai keabsahan. Sejatinya, pelaksanaan PA mesti menggunakan referensi-referensi yang handal sebagai sumber informasi yang akurat untuk mengetahui makna yang sesungguhnya dari teks yang dikaji.
C. Sistematika Penyusunan Materi PA.
Dalam konteks Gereja Protestan Maluku (GPM), semua materi Penelahaan Alkitab (PA), baik untuk wadah persekutuan unit, wadah laki-laki, wadah perempuan, maupun pemuda dipersiapkan oleh Lembaga khusus yang membidanginya. Lembaga ini bernama Lembaga Pembinaan Jemaat GPM. Materi-materi yang telah dibuat dan diedarkan kepada jemaat-jemaat yang ditindaklanjuti melalui kegiatan bimbingan oleh para pendeta guna memberikan pembobotan dan arahan kepada mereka yang nantinya akan memimpin ibadah. Namun disadari sungguh bahwa untuk mengeksekusi semua materi tersebut di dalam ibadah-ibadah persekutuan bukanlah hal yang mudah, apalagi untuk kaum awam yang tidak mempunyai latar belakang (basic) keilmuan teologi dan kemampuan tafsir. Karena itu, pada kesempatan ini saya akan memberikan sistematika sederhana untuk mempermudah rekan-rekan pelayan (Majelis Jemaat) dalam membawakan materi Penelahaan Alkitab (PA). Adapun sistematika yang diajukan adalah sebagai berikut:
1. Awali segala sesuatu dengan Doa.
Pengetahuan manusia penuh dengan keterbatasan. Karena itu, memohon pimpinan Roh Kudus adalah hal yang paling mendasar dalam menemukan kehendaNya, sehingga di dalam RohNya kita memperoleh hikmat untuk menemukan kebenaran Firman Allah.
2. Menemukan latar belakang umum penulisan
Perlu diingat bahwa kegiatan PA bertujuan untuk melihat situasi dan konteks gumul teks dan penulisan kitab. Jadi pendekatan PA bersifat teks>konteks. Artinya bahwa kita belajar menemukan makna sebenarnya dalam teks baru kemudian menemukan implikasnya bagi kehidupan kita di masa kini. Karena itu, latar belakang penulisan kitab secara umum merupakan informasi penting yang dapat digunakan sebagai dasar acuan dalam menemukan makna pada teks. Informasi ini dapat diperoleh dari berbagai buku tafsir, ensiklopedi, Pengantar Alkitab, internet dsb. Sebagai contoh, kita berupaya menemukan konteks gumul penulisan Surat Ibrani dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sbb:
- Siapa penulis Surat Ibrani?
- Siapa penerima Surat Ibrani?
- Dimana lokasi penerimanya?
- Kapan penulisannya?
- Apa maksud dan tujuan dari penulisan surat ini? Apa yang terjadi disana?
3. Menemukan makna asli dari teks yang difokuskan (bacaan yang ditetapkan) serta implikasinya
Setelah menemukan latar belakang umum dari teks, maka kita melanjutkannya dengan mengarahkan perhatian pada teks yang telah ditetapkan (misalnya Matius 5:10). Disinilah proses analisa terhadap teks Alkitab dilakukan secara mendalam. Misalnya kita mencoba melakukan PA dari teks Matius 5:10 dengan langkah-langkah sebagai berikut;
• Temukanlah akar kata dan makna “berbahagialah” sesuai dengan situasi teks. Disini kita bisa menggunakan buku tafsiran untuk mendalaminya. Sebagai contoh, dari teks Matius Pasal 5 kata yang paling dominan muncul adalah “berbahagialah.
Menurut Barclay, kata “Berbahagialah berasal dari bahasa Aram. Yesus pada waktu itu berbicara memakai bahasa Aram. Bahasa Aram memiliki kemiripan dengan bahasa ibrani termasuk dalam pengungkapannya. Kata berbahagia ini memiliki tekanan seperti menggunakan kalimat dengan tanda seru(!) sehingga jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia maka kalimatnya menjadi O, berbahagialah.
• Perdalam lagi makna kata berbahagialah dari apa yang diucapkan Yesus bisa dengan
melihat pengertian lain dan membandingkannya.
• Lanjutkan dengan mengajukan pertanyaan siapa yang dimaksud dengan orang yang dianiya
dan difitnah pada saat itu?
• Siapakah yang dimaksudkan dengan mereka dalam ayat ini?
• Apa wujud kebenaran yang dimaksudkan dalam ayat ini?
• Apa yang dimaksudkan dengan kerajaan pada teks ini?
Implikasi
• Menanyakan siapa sajakah kelompok orang yang teraniaya dan difitnah di lingkungan kita
dimasa kini?
• Bagaimana respons manusia pada umumnya ketika dianiaya dan difitnah?
• Bagaimana seharusnya respons kita selaku pengikut Kristus ketika kita difitnah dan dianiaya
oleh karena melakukan kebenaran?
• Bentuk kebenaran seperti apa dimasa kini yang harus diwujudkan dalam kehidupan selaku
orang percaya?
• Memberikan kesimpulan berdasarkan uraian telaah dan implikasi dengan menggunakan beberapa kalimat sebagai ringkasan pokok terhadap hasil telaah untuk menjawab konteks gumul di masa kini. Jika disertakan contoh, sebaiknya contoh-contoh yang diajukan bersifat riil.
Demikian penjelasan singkat mengenai bagaimana mempersiapkan materi PA. Semoga bermanfaat bagi saudara-saudara sekalian. Tuhan memberkati.
Tulisan ini muncul sebagai respons terhadap sebuah pertanyaan yang diutarakan oleh seorang rekan pelayan khusus (Majelis Jemaat) yang kurang lebih seperti ini, “Bapen (Bapa pendeta), bisakah beta ganti PA (penelaahan Alkitab) dengan Renungan dalam ibadah unit jumat nanti, soalnya beta belum paham mengenai cara memimpin ibadah dengan model PA”. Pertanyaan ini, saya kira tidak hanya menjadi pertanyaan dari rekan pelayan tersebut saja, tetapi juga menjadi pertanyaan dari sebagian besar pelayan yang notabene kaum awam, yang merasa kesulitan untuk membawakan ibadah dalam bentuk/metode PA. Inilah salah satu faktor yang menyebabkan seakan PA menjadi momok bagi para pelayan yang akan bertugas untuk memimpin ibadah. Padahal saya percaya bahwa mereka juga memiliki kerinduan untuk bisa membawakan materi PA dengan baik dan menarik. Oleh sebab itulah, maka melalui tulisan ini saya ingin berbagi tentang bagaimana mempersiapkan sekaligus memimpin materi Penelaahan Alkitab dengan baik dan efektif.
B. Pengertian Penelaahan Alkitab (PA)
Sebelum mempersiapkan materi PA, sudah tentu perlu kita pahami apa yang dimaksud dengan Penelaahan Alkitab. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata penelaahan yang berarti proses atau cara, perbuatan menelaah. Kata ini berasal dari akar kata “telaah”, yang artinya adalah penyelidikan, kajian., pemeriksaan, penelitian. Dengan demikian secara sederhana PA (Penelaahan Alkitab) dapat diartikan sebagai sebuah aktivitas penyelidikan/pengkajian Alkitab.
Mengacu pada pengertian tersebut, maka pelaksanaan PA membutuhkan sebuah ketelitian. Hal ini berarti bahwa pengkajian terhadap Alkitab mesti dilakukan dengan cara dan pendekatan yang dapat dipertanggungjawabkan. Maksudnya ialah bahwa ketika melakukan kegiatan telaah, maka pelaksanaannya harus menggunakan pengetahuan yang rasional, serta pendekatan yang bersifat ilmiah sehingga upaya pengkajian itu benar-benar memiliki nilai keabsahan. Sejatinya, pelaksanaan PA mesti menggunakan referensi-referensi yang handal sebagai sumber informasi yang akurat untuk mengetahui makna yang sesungguhnya dari teks yang dikaji.
C. Sistematika Penyusunan Materi PA.
Dalam konteks Gereja Protestan Maluku (GPM), semua materi Penelahaan Alkitab (PA), baik untuk wadah persekutuan unit, wadah laki-laki, wadah perempuan, maupun pemuda dipersiapkan oleh Lembaga khusus yang membidanginya. Lembaga ini bernama Lembaga Pembinaan Jemaat GPM. Materi-materi yang telah dibuat dan diedarkan kepada jemaat-jemaat yang ditindaklanjuti melalui kegiatan bimbingan oleh para pendeta guna memberikan pembobotan dan arahan kepada mereka yang nantinya akan memimpin ibadah. Namun disadari sungguh bahwa untuk mengeksekusi semua materi tersebut di dalam ibadah-ibadah persekutuan bukanlah hal yang mudah, apalagi untuk kaum awam yang tidak mempunyai latar belakang (basic) keilmuan teologi dan kemampuan tafsir. Karena itu, pada kesempatan ini saya akan memberikan sistematika sederhana untuk mempermudah rekan-rekan pelayan (Majelis Jemaat) dalam membawakan materi Penelahaan Alkitab (PA). Adapun sistematika yang diajukan adalah sebagai berikut:
1. Awali segala sesuatu dengan Doa.
Pengetahuan manusia penuh dengan keterbatasan. Karena itu, memohon pimpinan Roh Kudus adalah hal yang paling mendasar dalam menemukan kehendaNya, sehingga di dalam RohNya kita memperoleh hikmat untuk menemukan kebenaran Firman Allah.
2. Menemukan latar belakang umum penulisan
Perlu diingat bahwa kegiatan PA bertujuan untuk melihat situasi dan konteks gumul teks dan penulisan kitab. Jadi pendekatan PA bersifat teks>konteks. Artinya bahwa kita belajar menemukan makna sebenarnya dalam teks baru kemudian menemukan implikasnya bagi kehidupan kita di masa kini. Karena itu, latar belakang penulisan kitab secara umum merupakan informasi penting yang dapat digunakan sebagai dasar acuan dalam menemukan makna pada teks. Informasi ini dapat diperoleh dari berbagai buku tafsir, ensiklopedi, Pengantar Alkitab, internet dsb. Sebagai contoh, kita berupaya menemukan konteks gumul penulisan Surat Ibrani dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sbb:
- Siapa penulis Surat Ibrani?
- Siapa penerima Surat Ibrani?
- Dimana lokasi penerimanya?
- Kapan penulisannya?
- Apa maksud dan tujuan dari penulisan surat ini? Apa yang terjadi disana?
3. Menemukan makna asli dari teks yang difokuskan (bacaan yang ditetapkan) serta implikasinya
Setelah menemukan latar belakang umum dari teks, maka kita melanjutkannya dengan mengarahkan perhatian pada teks yang telah ditetapkan (misalnya Matius 5:10). Disinilah proses analisa terhadap teks Alkitab dilakukan secara mendalam. Misalnya kita mencoba melakukan PA dari teks Matius 5:10 dengan langkah-langkah sebagai berikut;
• Temukanlah akar kata dan makna “berbahagialah” sesuai dengan situasi teks. Disini kita bisa menggunakan buku tafsiran untuk mendalaminya. Sebagai contoh, dari teks Matius Pasal 5 kata yang paling dominan muncul adalah “berbahagialah.
Menurut Barclay, kata “Berbahagialah berasal dari bahasa Aram. Yesus pada waktu itu berbicara memakai bahasa Aram. Bahasa Aram memiliki kemiripan dengan bahasa ibrani termasuk dalam pengungkapannya. Kata berbahagia ini memiliki tekanan seperti menggunakan kalimat dengan tanda seru(!) sehingga jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia maka kalimatnya menjadi O, berbahagialah.
• Perdalam lagi makna kata berbahagialah dari apa yang diucapkan Yesus bisa dengan
melihat pengertian lain dan membandingkannya.
• Lanjutkan dengan mengajukan pertanyaan siapa yang dimaksud dengan orang yang dianiya
dan difitnah pada saat itu?
• Siapakah yang dimaksudkan dengan mereka dalam ayat ini?
• Apa wujud kebenaran yang dimaksudkan dalam ayat ini?
• Apa yang dimaksudkan dengan kerajaan pada teks ini?
Implikasi
• Menanyakan siapa sajakah kelompok orang yang teraniaya dan difitnah di lingkungan kita
dimasa kini?
• Bagaimana respons manusia pada umumnya ketika dianiaya dan difitnah?
• Bagaimana seharusnya respons kita selaku pengikut Kristus ketika kita difitnah dan dianiaya
oleh karena melakukan kebenaran?
• Bentuk kebenaran seperti apa dimasa kini yang harus diwujudkan dalam kehidupan selaku
orang percaya?
• Memberikan kesimpulan berdasarkan uraian telaah dan implikasi dengan menggunakan beberapa kalimat sebagai ringkasan pokok terhadap hasil telaah untuk menjawab konteks gumul di masa kini. Jika disertakan contoh, sebaiknya contoh-contoh yang diajukan bersifat riil.
Demikian penjelasan singkat mengenai bagaimana mempersiapkan materi PA. Semoga bermanfaat bagi saudara-saudara sekalian. Tuhan memberkati.
Jumat, 27 Februari 2015
Spiritualitas Tahan Uji: Menjaga kekudusan Hidup (Kejadian 39:11-23)
Bapak/ibu/basudara
jemaat yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus!
Dewasa
ini, banyak orang sering mengatakan bahwa kalau mau hidup bahagia, kalau mau
hidup senang, kalau mau hidup nikmat, pandai-pandailah untuk memanfaatkan
peluang yang ada. Saya kira pernyataan ini tidak salah, tetapi juga mesti
diinterpretasi atau diartikan secara hati-hati, sebab tidak semua peluang yang
ada di depan mata, itu mampu membawa kita dalam kebahagiaan dan kenikmatan
hidup yang sesungguhnya.
Nah
Berbicara tentang memanfaatkan peluang untuk mencapai kebahagiaan dan kenikmatan
hidup, maka bacaan kita kali ini yang terpilih dari kitab Kejadian 39:11-23
menjadi acuan bagi kita selaku orang-orang percaya, di dalam melihat dan
memahami apa yang dimaksud dengan peluang dan kebahagiaan dari sudut pandang
iman kristen.
Kisah
yang tertuang di dalam teks ini sesungguhnya bukanlah teks yang asing bagi kita,
karena sudah seringkali kita baca dan dengarkan. Teks yang menceritakan tentang
perjalanan iman dari Yusuf, secara khusus ketika ia berhadapan dengan godaan
yang ditawarkan oleh istri potifar ini, merupakan kisah yang di dalamnya
mengandung pesan-pesan rohani yang sangat relevan dengan kondisi kenyataan
hidup kita di masa kini.
Sebagaimana
kita tahu bersama bahwa Yusuf yang adalah si bungsu dari anak-anak Yakub, awalnya
dijual oleh saudara-saudaranya karena mereka cemburu terhadap
kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh Yusuf. Yusuf kemudian di bawa ke mesir
dan melayani di rumah potifar, seorang pegawai di istana Firaun. Ketika Yusuf
bekerja disana, segala sesuatu yang dilakukannya berhasil karena Tuhan
menyertai dia. Kenapa Tuhan menyertai dia? Penyertaan Tuhan itu ada karena
Yusuf memiliki sikap yang baik, sopan dan bertanggung jawab. Atas dasar itulah,
Yusuf kemudian diberikan kepercayaan yang lebih besar dari tuannya, potifar.
Kepada Yusuf, potifar memberi kuasa atas rumah dan segala miliknya, padahal
Yusuf sebenarnya hanyalah seorang budak, yang saat itu Yusuf masih sangat muda.
Ia baru berusia 17 tahun. Gambaran ini menunjukan bahwa keberhasilan seseorang
tidak ditentukan oleh umur, kedudukan, jabatan dan status sosial. Keberhasilan
yang adalah buah berkat dari Tuhan sebenarnya ditentukan oleh sikap dan cara
pandang kita di dalam melakukan setiap pekerjaan yang diembankan kepada kita. Maksudnya
ialah bahwa siapa yang mau hidupnya diberkati seperti Yusuf, ia harus bekerja dengan
sungguh, jujur dan penuh rasa tanggung jawab,
Bercermin
dari teks ini, maka ketika merenungi kehidupan ini dan melihat kenyataan yang
terjadi, kita akan menemukan bahwa seringkali juga kesungguhan di dalam bekerja
ini sering diabaikan di dalam hidup kita selaku orang-orang percaya, baik sebagai
pekerja di pemerintahan, swasta, di kantor maupun di pasar, bahkan juga dalam
pelayanan.
Bapak/ibu
basudara sekalian, terkait dengan hal ini, belakangan ada beberapa jenis
penyakit yang muncul dan menggerogoti kehidupan kita selaku orang-orang percaya.
Jangan kaget bapak/ibu. Penyakit-penyakit itu bukanlah penyakit yang
sesungguhnya, melainkan hanyalah semacam plesetan. Bapak/ibu basudara mau tahu
nama-nama dari penyakit-penyakit itu? Mau tahu tidak? Ok saya sebutkan. Yang
pertama Kudis, yang merupakan singkatan dari kurang disiplin, kedua, Asma=asal
mengisi absen, ke-3.Kram=kurang terampil ke-4. Asam urat=asal sampai
uring-uringan atau tiduran yang ke-5. Ginjal=Gaji ingin naik, kerjaan lambat. Yang
ke 6. Malaria, nah ini yang paling berbahaya = Masuk lalu ronda cari Alkohol.
Kemarin
juga ketika saya memimpin ibadah buka usbu di salah satu kantor pemerintah,
pimpinannya mengatakan buat saya, aduh ini anak-anak buah saya yang Kristen,
justru yang lebih banyak mengalami krisis panggilan di tempat bekerja.
Jika
orang-orang Kristen sudah berada dalam posisi yang demikian. Keberhasilan
seperti apa yang hendak ia raih dalam pekerjaannya. Seringkali sebagai
orang-orang Kristen, kita lupa bahwa hal-hal yang berkaitan dengan iman itu
selalu identik dengan kegiatan-kegiatan ritual dan yang dianggap rohaniah.
Orang dikatakan beriman apabila ia rajin beribadah, rajin ke gereja, suka
terlibat di dalam kegiatan-kegiatan pelayanan dan seterusnya. Memang benar,
orang beriman itu harus rajin beribadah, hidup rohaninya harus baik, tapi
ingat, rajin beribadah saja tidak cukup, Kenapa? Sebab jika iman hanya diyakini
di dalam ruang-ruang ibadah, tanpa perbuatan nyata sebagai bentuk riil dari
iman itu sendiri, maka sebenarnya iman kita hanyalah iman yang mati. Yusuf
tidak seperti demikian. Ia adalah orang yang benar-benar beriman kepada Allah,
dan imannya itu ia nyatakan secara sungguh di dalam pekerjaannya. Dengan
demikian orang-orang percaya harus mencontohi teladan hidup dari Yusuf. Sehingga
tidak ada orang yang berdoa minta kekuatan hari minggu di gereja, atau senin
pagi di muka meja sombayang lalu kemudian ketika bekerja tidak sungguh-sungguh
dan asal-asalan saja. Melalui teladan Yusuf ini juga, kita semua belajar untuk
bekerja secara bertanggungjawab & bukan bekerja pancuri tulang.
Selanjutnya,
saya yakin kita sekalian punya pengalaman iman bersama dengan Tuhan. Ketika di
dalam kesungguhan kita bergumul meminta Tuhan mengaruniakan pekerjaan kepada
kita. Kemudian, Tuhan memberikan itu,
kita diperkenankan menjadi seorang pegawai negeri sipil atau pegawai
swasta misalnya. Luar biasa, iman kita membuahkan hasil. Ternyata setelah
memperoleh pekerjaan, ada banyak diantara kita yang proses berimannya berhenti
disini. Ya pergumulan kita sudah dijawab, saya sudah dapat pekerjaan, puji
Tuhan. Itu cukup. Padahal semestinya, kalau kita meyakini bahwa pekerjaan ini
adalah pemberian dari Allah, maka tentunya pekerjaan ini adalah pekerjaan yang
kudus. Sehingga kita mesti mengerjakannya
dengan baik.
Bapak/ibu
basudara jemaat yang diberkati Tuhan
Sadarilah
bahwa pekerjaan apapun yang sementara kita tekuni adalah berkat Allah dan
panggilan bagi hidup kita. Lakukanlah secara sungguh, sebab Tuhan
memperhitungkan apa yang kita lakukan. Yusuf adalah bukti nyata bahwa Tuhan
akan menyertai setiap orang, Tuhan akan menambahkan berkat dan tanggung jawab
yang besar apabila kita setia terhadap tanggung jawab yang kecil, yang Tuhan
berikan kepada saudara dan saya, secara khusus di tengah-tengah pekerjaan kita
masing-masing.
Pesan
kedua yang hendak disampaikan kepada kita di dalam teks ini mengacu pada
peristiwa ketika Yusuf digodai oleh istri potifar untuk melakukan perzinahan.
Yang menarik disini ialah bagaimana Yusuf mampu mempertahankan imannya kepada
Allah di tengah-tengah godaan dan peluang yang begitu besar. Kalau kita baca
pada ayat yang ke-11&12, kita akan menemukan dengan jelas bahwa pada saat
itu tidak ada seorangpun yang ada di rumah. Seandainya Yusuf mau, perzinahan
itu pasti sudah terjadi. Tetapi Yusuf tidak melakukannya. Kenapa Yusuf tidak
melakukan itu? Yusuf memahami bahwa hal itu merupakan sebuah kekejian bagi
Tuhan. Yusuf tahu dan sadar bahwa memang tidak seorangpun yang melihat kejadian
itu, tetapi mata Allah adalah melihat semua yang terjadi. Yusuf memahami Allah
sebagai pribadi yang maha tahu, bahkan sampai ke kedalaman hati manusia.
Nah,
persoalan inilah yang menjadi titik sentral pemberitaan kita pagi ini di dalam mengevaluasi kehidupan kita
selaku orang-orang percaya. Kenapa saya katakan demikian? Coba kita lihat
kenyataan2 yang terjadi dalam hidup ini. Ketika ada banyak orang, termasuk kita
sebagai orang-orang percaya yang cepat tergoda dengan berbagai rayuan dunia.
Bagaimana tidak, ketika ada peluang-peluang untuk memperkaya diri, yang diprioritaskan
hanyalah saya harus kaya, saya harus punya banyak uang, ini kesempatan saya,
kapan lagi. Lalu kemudian, anak-anak Tuhan jatuh tersungkur di bawah rayuan
dunia ini. Imannya menjadi hancur berantakan, hanya karena peluang yang membawa
kepada kebahagiaan yang semu. Di media televisi dan surat kabar misalnya, kita
bisa membaca dan mendengar kasus-kasus dimana karena mau kaya mendadak, lalu
kemudian terlibat di dalam praktek-praktek yang merugikan Negara. Spekulasi,
korupsi dan kolusi menjadi pilihan hidup dibanding mempertahankan iman secara
utuh kepada Allah.
Tawaran-tawaran
lain juga hadir di dalam hidup kita, dimana orang lebih cenderung untuk melihat
togel sebagai peluang untuk memperkaya diri. Kita berpikir apa yang kita buat
kan tidak dilihat manusia, jadi tidak ada persoalan. Ataupun pun juga ketika
ada tawaran-tawaran dari wanita atau pria yang punya sifat seperti istri
potifar, kita mudah sekali jatuh di dalam perselingkuhan. Namun, bukan saja
perselingkuhan, sekarang ini, ada informasi bahwa ada kasus-kasus yang muncul
dimana orang dewasa menggunakan berbagai cara untuk menggoda anak-anak muda, baik
laki-laki maupun perempuan, salah satunya dengan iming-iming uang. Lalu
kemudian, anak-anak mudah jatuh di dalam perangkap dosa. Kekudusan bukan lagi
menjadi pilihan hidup, melainkan peluang untuk bisa memiliki banyak uang, apapun
caranya, itulah yang dikejar.
Di
awal khotbah tadi saya katakan bahwa tidak semua peluang itu mampu membawa kita
kepada kebahagiaan hidup. Karena itu, kehidupan ini mesti kita sikapi secara
bijaksana di dalam kehendak Allah. Kita bisa melihat secara nyata, akibat-akibat
dari kehidupan yang diluar kehendak Allah, dimana ketika terlibat di dalam
korupsi, ujung-ujungnya penderitaan di dalam penjara, terlibat di dalam togel,
bisa dipenjara, bisa juga mengalami kesusahan di dalam kehidupan rumah tangga
karena berkat Tuhan tidak mampu dikelola secara bijaksana. Bayangkan saja,
kalau sudah ketagihan orang itu bisa pasang togel diatas 10rb perhari, bahkan
ada yang berani sampai seratus ribu, padahal pendapatan per harinya itu kecil. Demikian
juga ketika Tergoda oleh wanita dan pria idaman lain, maka hancurlah kehidupan
rumah tangga dan korbannya adalah anak-anak. Begitu pun juga, anak-anak muda
yang cepat tergiur oleh uang, masa depannya kelam, karena berpotensi besar
terkena HIV Aids, dan berbagai persoalan lainnya. Inikah yang kita sebut
sebagai kebahagiaan? Sudah tentu tidak? Karena itu, terhadap fenomena-fenomena
ini, tema mingguan kita “Spiritualitas tahan uji” mengajak saudara dan saya melalui
pembacaan kali ini bahwa di tengah-tengah keberadaan hidup yang penuh dengan
tawaran dan godaan, carilah kehendak Allah, supaya hidup kita diberkati dan
kebahagiaan sejati akan kita miliki.
Pesan
terakhir yang hendak disampaikan dari teks ini, memberikan sebuah kesimpulan untuk kita sadari bersama bahwa beriman kepada Allah itu bukan sesuatu
yang tanpa resiko. Kenyataan yang dihadapi oleh Yusuf yang difitnah oleh Istri
potifar telah menunjukan kepada kita bahwa hidup di dalam kehendak Allah itu
membutuhkan kesiapan untuk menerima konsekuensinya sebagai akibat dari iman yang
kita pertahankan. Kalau kita ditolak karena tidak mau kompromi dengan korupsi, jangan
kaget, kalau kita dikucilkan karena tidak mau melakukan hal-hal yang tidak
benar dihadapan Allah, jangan takut, kalau kita hidup pas-pasan, tidak seperti
orang lain yang penuh dengan kelimpahan tapi dengan cara yang tidak benar,
jangan cemburu, sebab Tuhan itu maha mengetahui kesungguhan kita.
Kisah
Yusuf di bagian akhir dan pada pasal2 selanjutnya juga menunjukan kepada kita
bahwa, Tuhan akan mengangkat kehidupan setiap orang dari berbagai persoalan
yang dihadapi, ketika setiap kita mau secara sungguh menunjukan iman dan
kesetiaan kita kepada Allah. Jika kita melakukan segala sesuatu di dalam takut
akan Tuhan, saya percaya, apa yang menjadi bagian dari kehidupan Yusuf dibagian
akhir dari teks ini, dimana Tuhan menyertai dan melimpahkan kasih setiaNya,
melalui kepala penjara, juga akan menjadi bagian menjadi kehidupan saudara dan
saya. Tuhan akan membuat segala sesuatu yang kita kerjakan berhasil, apabila
kita memiliki iman yang teguh untuk terus berjalan di jalan Tuhan. Amin
Langganan:
Postingan (Atom)