Kamis, 19 Februari 2015

Saling Menerima Sebagai Kekuatan Hidup Bersama - Roma 15:7-13

Roma 15:7-13 

Persekutuan yang diberkati Tuhan, Di hari ini, kita semua patut bersyukur kepada Tuhan, sebab hanya dengan kasih dan tuntunanNya, kita semua masih tetap ada dan dimampukan menjalani seluruh aktifitas di sepanjang hari ini. Kita juga percaya bahwa segala berkat yang boleh kita nikmati hingga detik ini, di hari terakhir bulan januari tahun 2015 ini, baik berupa kekuatan, hikmat, makanan, minuman dsb, semuanya itu sesungguhnya merupakan berkat dan anugerah Tuhan. Mengakhiri bulan januari ini, sama-sama kita akan merefleksikan firman Tuhan yang oleh LPJ GPM ditetapkan dari bacaan Roma 15:7-13. 

Tentunya bacaan ini juga sekaligus menjadi bekal bagi kita dalam menapaki hidup, pelayanan dan kesaksian kita di bulan baru yang akan kita masuki. Kalau kita membaca ayat-ayat sebelumnya yakni pada ayat 1-6, disitu kita melihat tentang nasihat paulus kepada golongan yang kuat untuk menolong golongan yang tidak kuat, sementara pada ayat 7-13 yang baru kita baca dan dengarkan tadi, Paulus berbicara lebih umum kepada dua golongan, yaitu Yahudi dan non yahudi untuk saling menerima satu dengan yang lain. Disini Rasul Paulus mengajak kita untuk meneladani Yesus Kristus yang sudah mengabdikan diriNya untuk dua tujuan, yaitu orang-orang Yahudi (orang bersunat) yang kemudian meluaskannya kepada bangsa-bangsa lain bukan Yahudi. Hal ini sebagaimana sudah dinubuatkan dalam Yes.11:10 bahwa melalui Yesus Kristus, keselamatan juga dianugerahkan kepada bangsa-bangsa. Semua bangsa memuji dan menyembah Tuhan, itulah tujuan dari semua yang Kristus lakukan. 

Dengan demikian bacaan hari ini menekankan dua hal dari pengajaran Paulus: 
  1. Adanya pendamaian vertikal dari Allah kepada manusia. Karena kemurahan Kristus sajalah kita dapat menjadi anak-anakNya, demikian pula dengan orang-orang lain di sekitar kita dapat menjadi anak Allah karena kemurahan Allah. Status kita menjadi sam, satu dengan yang lain di hadapan Allah 
  2. Adanya pendamaian horisontal antar manusia itu sendiri. Pendamaian dengan Allah memimpin kita pada pendamaian dengan sesama manusia. Bangsa Yahudi dan non Yahudi yang hidup dalam jurang yang besar terus diingatkan oleh Paulus bahwa Allah mempunyai misi untuk menyelamatkan bangsa-bangsa, termasuk non Yahudi.
  3. Dalam kehidupan kita sekarang juga ada jurang-jurang pemisah yang besar dalam tubuh Kristus (gereja) itu sendiri. Jurang pemisah itu bisa bermacam-macam pemicu dan bentuknya, mulai dari urusan perbedaan kedewasaan rohani, strata ekonomi, pendidikan, suku bangsa, budaya, dll. Tidak jarang muncul masalah dari adanya jurang pemisah tersebut. Sulit bagi kita untuk menciptakan iklim saling menerima satu dengan yang lain dalam keberbedaan itu. Mari kita ingat bahwa keselamatan yang Yesus tawarkan itu berlaku bagi siapa saja. Sekali lagi, jika Kristus yang adalah Tuhan, menganggap semua orang penting dan perlu diselamatkan, mengapa kita memilih-milih? Jika Kristus saja menerima semua orang yang datang kepadaNya, mengapa kita sulit menerima saudara-saudara kita yang berbeda dengan kita? Mari kita membuka diri bagi sesama dengan segala perbedaan yang ada, dan biarlah melalui kehadiran kita, dalam menyatakan kasih, keadilan dan kebenaran, di tengah kenyataan yang berbeda, semua orang dapat memuliakan Allah. Tuhan memberkati kehidupan saudara dan saya untuk mewujudkan semuanya itu. Amin

4 komentar:

  1. sangat terbantu kaka. mencerahkan.

    BalasHapus
  2. Saling menerima berarti saling mengampuni

    BalasHapus
  3. Puji Tuhan mendapata pencerahan hari ini. Semoga kita bisa saling menerima sesama ciptaan Tuhan. Tetpujilah Tuhan sekarang dan selamanya

    BalasHapus
  4. Puji Tuhan dengan firman hari ini hidup rukun dengan sesama biarpun ada perbedaan.

    BalasHapus