Rabu, 04 Maret 2015

Panduan Praktis Bagaimana Mempersiapkan Materi PA (Penelaahan Alkitab)

A. Latar Belakang
Tulisan ini muncul sebagai respons terhadap sebuah pertanyaan yang diutarakan oleh seorang rekan pelayan khusus (Majelis Jemaat) yang kurang lebih seperti ini, “Bapen (Bapa pendeta), bisakah beta ganti PA (penelaahan Alkitab) dengan Renungan dalam ibadah unit jumat  nanti, soalnya beta belum paham mengenai cara memimpin ibadah dengan model PA”. Pertanyaan ini, saya kira tidak hanya menjadi pertanyaan dari rekan pelayan tersebut saja, tetapi juga menjadi pertanyaan dari sebagian besar pelayan yang notabene kaum awam, yang merasa kesulitan untuk membawakan ibadah dalam bentuk/metode PA. Inilah salah satu faktor yang menyebabkan seakan PA menjadi momok bagi para pelayan yang akan bertugas untuk memimpin ibadah. Padahal saya percaya bahwa mereka juga memiliki kerinduan untuk bisa membawakan materi PA dengan baik dan menarik. Oleh sebab itulah, maka melalui tulisan ini saya ingin berbagi tentang bagaimana mempersiapkan sekaligus memimpin materi Penelaahan Alkitab dengan baik dan efektif.

B. Pengertian Penelaahan Alkitab (PA)
Sebelum mempersiapkan materi PA, sudah tentu perlu kita pahami apa yang dimaksud dengan Penelaahan Alkitab. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata penelaahan yang berarti proses atau cara, perbuatan menelaah. Kata ini berasal dari akar kata “telaah”, yang artinya adalah penyelidikan, kajian., pemeriksaan, penelitian. Dengan demikian secara sederhana PA (Penelaahan Alkitab) dapat diartikan sebagai sebuah aktivitas penyelidikan/pengkajian Alkitab.
Mengacu pada pengertian tersebut, maka pelaksanaan PA membutuhkan sebuah ketelitian. Hal ini berarti bahwa pengkajian terhadap Alkitab mesti dilakukan dengan cara dan pendekatan yang dapat dipertanggungjawabkan. Maksudnya ialah bahwa ketika melakukan kegiatan telaah, maka pelaksanaannya harus menggunakan pengetahuan yang rasional, serta pendekatan yang bersifat ilmiah sehingga upaya pengkajian itu benar-benar memiliki nilai keabsahan. Sejatinya, pelaksanaan PA mesti menggunakan referensi-referensi yang handal sebagai sumber informasi yang akurat untuk mengetahui makna yang sesungguhnya dari teks yang dikaji.

C. Sistematika Penyusunan Materi PA. 

Dalam konteks Gereja Protestan Maluku (GPM), semua materi Penelahaan Alkitab (PA), baik untuk wadah persekutuan unit, wadah laki-laki, wadah perempuan, maupun pemuda dipersiapkan oleh Lembaga khusus yang membidanginya. Lembaga ini bernama Lembaga Pembinaan Jemaat GPM. Materi-materi yang telah dibuat dan diedarkan kepada jemaat-jemaat yang ditindaklanjuti melalui kegiatan bimbingan oleh para pendeta guna memberikan pembobotan dan arahan kepada mereka yang nantinya akan memimpin ibadah. Namun disadari sungguh bahwa untuk mengeksekusi semua materi tersebut di dalam ibadah-ibadah persekutuan bukanlah hal yang mudah, apalagi untuk kaum awam yang tidak mempunyai latar belakang (basic) keilmuan teologi dan kemampuan tafsir. Karena itu, pada kesempatan ini saya akan memberikan sistematika sederhana untuk mempermudah rekan-rekan pelayan (Majelis Jemaat) dalam membawakan materi Penelahaan Alkitab (PA). Adapun sistematika yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Awali segala sesuatu dengan Doa.
Pengetahuan manusia penuh dengan keterbatasan. Karena itu, memohon pimpinan Roh Kudus adalah hal yang paling mendasar dalam menemukan kehendaNya, sehingga di dalam RohNya kita memperoleh hikmat untuk menemukan kebenaran Firman Allah.

2. Menemukan latar belakang umum penulisan

Perlu diingat bahwa kegiatan PA bertujuan untuk melihat situasi dan konteks gumul teks dan penulisan kitab. Jadi pendekatan PA bersifat teks>konteks. Artinya bahwa kita belajar menemukan makna sebenarnya dalam teks baru kemudian menemukan implikasnya bagi kehidupan kita di masa kini. Karena itu, latar belakang penulisan kitab secara umum merupakan informasi penting yang dapat digunakan sebagai dasar acuan dalam menemukan makna pada teks. Informasi ini dapat diperoleh dari berbagai buku tafsir, ensiklopedi, Pengantar Alkitab, internet dsb. Sebagai contoh, kita berupaya menemukan konteks gumul penulisan Surat Ibrani dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sbb:
-    Siapa penulis Surat Ibrani?
-    Siapa penerima Surat Ibrani?
-    Dimana lokasi penerimanya?
-    Kapan penulisannya?
-    Apa maksud dan tujuan dari penulisan surat ini? Apa yang terjadi disana?

3. Menemukan makna asli dari teks yang difokuskan (bacaan yang ditetapkan) serta implikasinya

Setelah menemukan latar belakang umum dari teks, maka kita melanjutkannya dengan mengarahkan perhatian pada teks yang telah ditetapkan (misalnya Matius 5:10). Disinilah proses analisa terhadap teks Alkitab dilakukan secara mendalam. Misalnya kita mencoba melakukan PA dari teks Matius 5:10 dengan langkah-langkah sebagai berikut;
• Temukanlah akar kata dan makna “berbahagialah” sesuai dengan situasi teks. Disini kita bisa menggunakan  buku tafsiran untuk mendalaminya. Sebagai contoh, dari teks Matius Pasal 5 kata yang paling dominan muncul adalah “berbahagialah.

Menurut Barclay, kata “Berbahagialah berasal dari bahasa Aram. Yesus pada waktu itu berbicara memakai bahasa Aram. Bahasa Aram memiliki kemiripan dengan bahasa ibrani termasuk dalam pengungkapannya. Kata berbahagia ini memiliki tekanan seperti menggunakan kalimat dengan tanda seru(!) sehingga jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia maka kalimatnya menjadi O, berbahagialah.

• Perdalam lagi makna kata berbahagialah dari apa yang diucapkan Yesus bisa dengan  
   melihat pengertian lain dan membandingkannya.
• Lanjutkan dengan mengajukan pertanyaan siapa yang dimaksud dengan orang yang dianiya 
  dan difitnah pada saat itu?
• Siapakah yang dimaksudkan dengan mereka dalam ayat ini?
• Apa wujud kebenaran yang dimaksudkan dalam ayat ini?
• Apa yang dimaksudkan dengan kerajaan pada teks ini?

Implikasi
• Menanyakan siapa sajakah kelompok orang yang teraniaya dan difitnah di lingkungan kita 
   dimasa kini?
• Bagaimana respons manusia pada umumnya ketika dianiaya dan difitnah?
• Bagaimana seharusnya respons kita selaku pengikut Kristus ketika kita difitnah dan dianiaya 
   oleh karena melakukan kebenaran?
• Bentuk kebenaran seperti apa dimasa kini yang harus diwujudkan dalam kehidupan selaku 
   orang percaya?
• Memberikan kesimpulan berdasarkan uraian telaah dan implikasi dengan menggunakan beberapa kalimat sebagai ringkasan pokok terhadap hasil telaah untuk menjawab konteks gumul di masa kini. Jika disertakan contoh, sebaiknya contoh-contoh yang diajukan bersifat riil.

Demikian penjelasan singkat mengenai bagaimana mempersiapkan materi PA. Semoga bermanfaat bagi saudara-saudara sekalian. Tuhan memberkati.



1 komentar:

  1. Metode Penelaahan Alkitab ini sangat bermanfaat dalam pembinaan jemaat, teristimewa dalam menambah perbendaharaan pengetahuan Alkitab.
    sangat bagus dan menjadi berkat

    BalasHapus