Senin, 09 Maret 2015

Mengenal Fruity Loops

Saya yakin bahwa hampir sebagian besar manusia di seantero dunia ini menyukai musik. Mungkin juga termasuk anda. Akan menjadi sebuah kebanggaan tersendiri jika anda tidak hanya sekedar bisa menikmati alunan musik, tetapi juga melahirkan karya-karya musik dengan kreativitas bermusik yang anda miliki. Nah, dalam postingan kali ini, saya ingin membagikan sebuah software yang sangat menarik untuk menggali potensi anda dalam menciptakan musik-musik yang menarik. Nama Aplikasi ini adalah FRUITY LOOPS. Software ini merupakan kategori Digital Audio Workstation.


Fruity Loops adalah salah satu software musik yang dapat diandalkan untuk melakukan editing, mixing, dan take vocal dengan kualitas yang hampir setara dengan sebuah studio rekaman. Banyak juga produser musik yang mengawali karir mereka dengan menggunakan software ini. Salah satunya adalah Alexander Grant (produser Rihanna, Dr. Dre, Eminem dll)

Tidak hanya itu, dengan menggunakan software ini, anda dapat mengaransemen musik sesuka hati dan menghasilkan musik-musik yang cukup berkualitas.Jika ingin berkreasi dengan software ini, silahkan download. Kebetulan nih ada linky FL STUDIO 11 sekaligus crack.
Klik disini (DEMO).
Klik disini (CRACK).

Jumat, 06 Maret 2015

Tanggung Jawab Manusia Terhadap Lingkungan Hidup

Mazmur 145:9
Tuhan itu baik kepada semua orang,
dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikanNya.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan!
Setiap minggu ketika saya pergi ke gereja, saya sering melihat sebuah kalimat singkat di bagian kanan mimbar yang bunyinya seperti begini “Tuhan itu baik kepada semua ciptaan”. Membaca kalimat tersebut, saya kemudian merenung dalam hati. Sungguh hebat Tuhan. Sebab, meskipun sebagai Sang pencipta dan penguasa atas bumi dan isinya, Tuhan tidak bertindak semena-mena, Tuhan tidak menunjukan keacuhan, dan egoisme kepada ciptaannya. Justru dalam pemeliharaanNya, Ia menampilkan kebaikan dan kasihNya kepada seluruh makhluk ciptaan. Kebaikan Tuhan ini sungguh berbeda dengan cara hidup kita selaku manusia. Lihat saja di berita-berita yang di tampilkan di televsi dan surat kabar. Ada banyak penderitaan yang muncul seperti banjir, tanah longsor, laut dan udara yang tercemar, timbulnya penyakit seperti demam berdarah, muntaber dan sebagainya. Kenyataan ini kemudian membuat kita bertanya-tanya, apa penyebab dari semua ini?

Jika kita mau jujur mengakui, sebenarnya berbagai hal ini terjadi karena keacuhan dan keegoisan diri kita selaku manusia. Seringkali, ketika di tanya, apakah kamu mengasihi sesama? kita menjawab “ya saya sangat mengasihi sesama”. Padahal sadarkah kita, ketika kita membuang sampah sembarangan dan menimbulkan penyakit bagi orang lain, itu berarti bahwa kita tidak mengasihi sesama. Sadarkah kita, ketika saluran air dijadikan tempat pembuangan sampah sehingga mengakibatkan banjir serta kerugian kepada orang lain, itu berarti bahwa kasih yang kita ucapkan memiliki makna yang hampa. Atau juga, ketika kita mengeksploitasi alam dengan menebang hutan secara tidak terkendali dan tanpa reboisasi, sehingga menyebakan hutan menjadi gundul dan terjadi tanah longsor, itu juga berarti bahwa kita telah mengabaikan kasih kita kepada sesama. 

Selain itu, dampak dari egoisme manusia juga terjadi kepada makhluk yang lain. Pencemaran laut yang dilakukan manusia telah merampas hak hidup dari seluruh biota laut. Penggundulan hutan juga telah memberi dampak negatif kepada semua hewan karena tempat hidup mereka telah dirusakan. Padahal bukankah hak hidup itu menjadi milik setiap mahluk? Tuhan mencipta dan memberikan tanggung jawab kepada kita untuk mengelola, menjaga dan memelihara ciptaannya, bukan sebaliknya merusakannya dan mengabaikan kepentingan seluruh makhluk. Tuhan itu baik kepada semua ciptaan. Untuk itu, kebaikan Tuhan itu mesti kita wujudkan dalam kepedulian kita terhadap lingkungan, sehingga apa yang kita lakukan dapat menjadi berkat bagi kehidupan seluruh makhluk, baik manusia, tumbuhan dan hewan. Dengan menjaga dan memelihara berkat Tuhan, maka kita pun juga telah menyediakan masa depan dan kehidupan yang cerah bagi anak cucu kita. Tuhan memberkati!

Kenaikan Kristus dan Kemandirian Injil (Kisah Para Rasul 1:6-11)


Hari ini kita boleh ada dalam sebuah peringatan gerejawi yakni kenaikan Yesus Kristus. Dalam pandangan saya, banyak orang melihat peristiwa ini sebagai peristiwa yang kurang memiliki keistimewaan, dibandingkan dengan Natal dan Paskah. Tetapi berdasarkan bacaan kita tadi, sebenarnya, ada catatan-catatan menarik dan isitimewa yang menjadi inti pesan bagi konteks kehidupan kita di saat ini.
Peristiwa kenaikan Yesus sebenarnya mau menegaskan tentang kemuliaan Yesus, yang diutus Allah untuk melakukan serangkaian hal-hal yang menakjubkan. Mulai dari kelahiran, masa pelayananNya, kesengsaraan dan kematian, serta kebangkitan. KPR 1:6-11 menegaskan bahwa ketika ia terangkat ke sorga, awan menutupinya. Makna awan sebenarnya memiliki ungkapan tentang kemuliaan Allah (bnd Kel. 40:34-38). 
  
Kenaikan Yesus Merupakan sebuah tonggak sejarah baru bagi lahirnya gereja sebagai alat kesaksian untuk melanjutkan misi kristus di Dunia. Ini adalah sebuah titik kemandirian para murid dalam melaksanakan pelayanan. Sebab secara fisik, mereka tidak lagi bersama-sama dengan Yesus. Mereka harus bekerja sendiri untuk mewujudkan damai sejahtera Allah yang telah di alami ketika berpengalaman dengan Yesus sendiri.
Disini para murid ditugaskan untuk menjadi saksiNya, mulai dari Yerusalem, Tanah Yudea, Samaria, sampai ke ujung bumi. Janji Yesus terhadap tugas ini ialah bahwa para murid tidak hanya berjalan dengan kehampaan, tetapi akan memiliki karunia Roh Kudus dalam menjalankan tugas kesaksian itu.
Nah dari gambaran ini, apa yang mestinya menjadi bahan perenungan bagi kita dalam konteks panggilan kita di saat ini dalam kaitan dengan tema merayakan cinta kasih Tuhan yang membebaskan, khususnya dari masalah kebodohan dan keterbelakangan.
Pertama, bicara tentang kemuliaan, banyak dari kita yang sadar maupun tidak sadar melakukan banyak hal untuk mencari kemuliaan diri sendiri. Kita bekerja setiap saat untuk memperoleh banyak uang, supaya kita dipandang sebagai orang kaya yang dengan kekayaan tersebut menjadi ukuran bahwa kita lebih mulia dari orang lain yang berkekurangan. Saya tidak mengatakan bahwa kekayaan itu tidak boleh diupayakan, tetapi, alangkah baiknya jika melalui kekayaan kita, kemuliaan dan kehadiran Allah hadir melalui kepekaan kita untuk melihat keterbelakangan hidup dari saudara-saudara kita yang berkekurangan. Kita dapat menjadi pribadi-pribadi yang peduli terhadap masa depan dari anak-anak yang keluarganya tidak mampu agar mereka dapat melanjutkan sekolah dan memiliki masa depan yang lebih baik.
Kedua, Dalam melanjutkan misi sebagai saksi Kristus, bukan hanya para murid yang dikarunia Roh Kudus. Tetapi kita semua menerima itu dari Allah untuk memampukan kita melakukan karya KasihNya di tengah hidup kita. Tapi kadang-kadang, kita bukan membuka hati kita kepada Roh Kudus, tetapi Roh Kudis. Sebagai contoh, tidak ada Roh Kudus yang menghancurkan, tetapi Roh Kudus yang mempersatukan. Roh Kudus yang menguatkan, bukan memperlemah. Roh Kudus yang menyejukan, bukan membakar emosi. Roh Kudus yang memberi pertolongan bukan roh yang acuh tak acuh, istilahnya siapa kau, siapa aku. Roh Kudus yang menuntun kita sebagai kepala keluarga yang bijaksana dan mengasihi istri dan anak-anak, Roh Kudus adalah roh yang menuntun kita sebagai mahasiswa yang bertanggungjawab terhadap apa yang telah dipercayakan orang tua kepada kita. Roh Kudus bukan Roh yang melayani dengan setengah hati, tetapi sepenuh hati. Roh kudus menuntun para pelayanNya untuk setia, bukan roh malas dalam melayani. Dengan demikian Roh Kudus adalah Roh yang mengarahkan kita kepada kebaikan, kepada kasih, kejujuran dan yang mendobrak kita dari sifat mementingkan diri sendiri.
Gereja yang dipanggil adalah saudara dan saya. Gereja bukanlah kemegahan fisik, tetapi kemegahan Allah yang hidup di tengah saudara dan saya. Kemandirian gereja telah dimulai dan kita akan dimampukan jika kita mengandalkan RohNya diam di dalam kita. Mari kita maknai Yesus dan Karyanya di tengah hidup ini. Ia tidak pernah meninggalkan kita, sebab Roh Kudus yang berasal dari PadaNya, akan selalu ada untuk menyertai saudara dan saya. semoga dalam kekuatan RohNya kita dapat mewujudkan Firman Tuhan ini dalam kehidupan bersama. Amin

Kamis, 05 Maret 2015

Picasa:Sejarah Singkat + Link Download

Sobat sekalian, selamat siang. 
Kali ini, saya ingin membagikan tentang salah satu aplikasi edit gambar yang cukup mumpuni dalam mengelola kualitas hasil jepretan kita, baik melalui kamera digital, kamera ponsel maupun tablet kita. Seringkali kita menggunakan aplikasi ini namun kita tidak pernah tahu kapan aplikasi ini pertama kali dibuat, sejarah perkembangannya dan apa yang menyebabkan sehingga aplikasi ini diberi nama Picasa


Picasa adalah perangkat lunak aplikasi peninjau dan pengubah, manajemen gambar digital, termasuk didalamnya fitur sosial media. Aplikasi ini dibuat oleh LifeScape, inc.[1] (dahulu Idealab) pada tahun 2002 dan diakuisisi oleh Google pada tahun 2004. Aplikasi ini berjalan di Windows XP, Windows Vista, Windows 7, Linux, dan Mac OS X (versi intel). Untuk Windows 98 dan Windows ME, hanya tersedia versi lama.
Nama Picasa merupakan gabungan dari nama seorang pelukis Spanyol Pablo Picasso, frasa Spanyol Mi Casa - yang berarti "Rumahku", dan pic dari kata bahasa inggris "Pictures" yang berarti gambar atau imaji [2]

Pada 15 Agustus  2006 Google mengumumkan telah mengakuisisi Neven Vision , yang teknologi yang dapat digunakan untuk mencari fitur dalam foto seperti orang atau bangunan. Google menerapkan teknologi ini untuk pengenalan wajah, dan fungsi ini diluncurkan pada Picasa Web Album pada tanggal 2 September 2008. 

Selanjutnya di bulan Juni tahun 2007, aplikasi Picasa ini dilengkapi dengan fitur Geotagging. Fitur Geotagging dapat menolong seseorang menemukan berbagai macam informasi tentang lokasi secara mendetail dan spesifik. Misalnya, seseorang dapat menemukan gambar-gambar yang diambil di dekat lokasi tertentu dengan memasukkan koordinat lintang dan bujur ke mesin photo geotagging-enabled pencarian. Geotagging juga memberikan informasi berbasis lokasi,website, dll. Ada juga fitur-fitur menarik lainnya di dalam aplikasi ini.

Jika teman-teman belum memiliki aplikasi ini, wajib di download 
klik di sini.
Sumber tambahan: http://id.wikipedia.org/wiki/Picasa

Menambah Koleksi Font

Hallo teman-teman.
Bagi kalian yang suka dengan desain grafis dengan menggunakan Corel Draw or Adobe Photoshop, pastinya Font yang beragam dan menarik merupakan salah satu unsur yang penting dalam memaksimalkan hasil desain kita. Nah bagi teman-teman yang ingin menambah koleksi font anda, silahkan didownload link di bawah ini    

klik di sini.

Jika sudah selesai mendownload file fontnya, maka selanjutnya ada beberapa langkah yang harus teman-teman lakukan yakni :
  1. Ekstrak lagi file Download Cool Font Pack.rar di tempat dimana kalian akan menempatkannya, misalnya di My Document. Catatan : Teman-teman harus punya aplikasi Winrar.
  2. Cut/copy semua file font yang berekstensi .ttf 
  3. Buka Local Disk (C)>Windows>Fonts
  4. Paste semua fonts yang sudah dicopy pada Folder Fonts 
  5. Selesai dan bisa langsung beraksi untuk melakukan desain dengan font-font yang mantap...
  6. Jika masih bingung dimana tempat pastenya, lihat saja pada gambar dibawah ini... 

 
Salam sukses....semoga bermanfaat. Tuhan berkati

Rabu, 04 Maret 2015

Panduan Praktis Bagaimana Mempersiapkan Materi PA (Penelaahan Alkitab)

A. Latar Belakang
Tulisan ini muncul sebagai respons terhadap sebuah pertanyaan yang diutarakan oleh seorang rekan pelayan khusus (Majelis Jemaat) yang kurang lebih seperti ini, “Bapen (Bapa pendeta), bisakah beta ganti PA (penelaahan Alkitab) dengan Renungan dalam ibadah unit jumat  nanti, soalnya beta belum paham mengenai cara memimpin ibadah dengan model PA”. Pertanyaan ini, saya kira tidak hanya menjadi pertanyaan dari rekan pelayan tersebut saja, tetapi juga menjadi pertanyaan dari sebagian besar pelayan yang notabene kaum awam, yang merasa kesulitan untuk membawakan ibadah dalam bentuk/metode PA. Inilah salah satu faktor yang menyebabkan seakan PA menjadi momok bagi para pelayan yang akan bertugas untuk memimpin ibadah. Padahal saya percaya bahwa mereka juga memiliki kerinduan untuk bisa membawakan materi PA dengan baik dan menarik. Oleh sebab itulah, maka melalui tulisan ini saya ingin berbagi tentang bagaimana mempersiapkan sekaligus memimpin materi Penelaahan Alkitab dengan baik dan efektif.

B. Pengertian Penelaahan Alkitab (PA)
Sebelum mempersiapkan materi PA, sudah tentu perlu kita pahami apa yang dimaksud dengan Penelaahan Alkitab. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata penelaahan yang berarti proses atau cara, perbuatan menelaah. Kata ini berasal dari akar kata “telaah”, yang artinya adalah penyelidikan, kajian., pemeriksaan, penelitian. Dengan demikian secara sederhana PA (Penelaahan Alkitab) dapat diartikan sebagai sebuah aktivitas penyelidikan/pengkajian Alkitab.
Mengacu pada pengertian tersebut, maka pelaksanaan PA membutuhkan sebuah ketelitian. Hal ini berarti bahwa pengkajian terhadap Alkitab mesti dilakukan dengan cara dan pendekatan yang dapat dipertanggungjawabkan. Maksudnya ialah bahwa ketika melakukan kegiatan telaah, maka pelaksanaannya harus menggunakan pengetahuan yang rasional, serta pendekatan yang bersifat ilmiah sehingga upaya pengkajian itu benar-benar memiliki nilai keabsahan. Sejatinya, pelaksanaan PA mesti menggunakan referensi-referensi yang handal sebagai sumber informasi yang akurat untuk mengetahui makna yang sesungguhnya dari teks yang dikaji.

C. Sistematika Penyusunan Materi PA. 

Dalam konteks Gereja Protestan Maluku (GPM), semua materi Penelahaan Alkitab (PA), baik untuk wadah persekutuan unit, wadah laki-laki, wadah perempuan, maupun pemuda dipersiapkan oleh Lembaga khusus yang membidanginya. Lembaga ini bernama Lembaga Pembinaan Jemaat GPM. Materi-materi yang telah dibuat dan diedarkan kepada jemaat-jemaat yang ditindaklanjuti melalui kegiatan bimbingan oleh para pendeta guna memberikan pembobotan dan arahan kepada mereka yang nantinya akan memimpin ibadah. Namun disadari sungguh bahwa untuk mengeksekusi semua materi tersebut di dalam ibadah-ibadah persekutuan bukanlah hal yang mudah, apalagi untuk kaum awam yang tidak mempunyai latar belakang (basic) keilmuan teologi dan kemampuan tafsir. Karena itu, pada kesempatan ini saya akan memberikan sistematika sederhana untuk mempermudah rekan-rekan pelayan (Majelis Jemaat) dalam membawakan materi Penelahaan Alkitab (PA). Adapun sistematika yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Awali segala sesuatu dengan Doa.
Pengetahuan manusia penuh dengan keterbatasan. Karena itu, memohon pimpinan Roh Kudus adalah hal yang paling mendasar dalam menemukan kehendaNya, sehingga di dalam RohNya kita memperoleh hikmat untuk menemukan kebenaran Firman Allah.

2. Menemukan latar belakang umum penulisan

Perlu diingat bahwa kegiatan PA bertujuan untuk melihat situasi dan konteks gumul teks dan penulisan kitab. Jadi pendekatan PA bersifat teks>konteks. Artinya bahwa kita belajar menemukan makna sebenarnya dalam teks baru kemudian menemukan implikasnya bagi kehidupan kita di masa kini. Karena itu, latar belakang penulisan kitab secara umum merupakan informasi penting yang dapat digunakan sebagai dasar acuan dalam menemukan makna pada teks. Informasi ini dapat diperoleh dari berbagai buku tafsir, ensiklopedi, Pengantar Alkitab, internet dsb. Sebagai contoh, kita berupaya menemukan konteks gumul penulisan Surat Ibrani dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sbb:
-    Siapa penulis Surat Ibrani?
-    Siapa penerima Surat Ibrani?
-    Dimana lokasi penerimanya?
-    Kapan penulisannya?
-    Apa maksud dan tujuan dari penulisan surat ini? Apa yang terjadi disana?

3. Menemukan makna asli dari teks yang difokuskan (bacaan yang ditetapkan) serta implikasinya

Setelah menemukan latar belakang umum dari teks, maka kita melanjutkannya dengan mengarahkan perhatian pada teks yang telah ditetapkan (misalnya Matius 5:10). Disinilah proses analisa terhadap teks Alkitab dilakukan secara mendalam. Misalnya kita mencoba melakukan PA dari teks Matius 5:10 dengan langkah-langkah sebagai berikut;
• Temukanlah akar kata dan makna “berbahagialah” sesuai dengan situasi teks. Disini kita bisa menggunakan  buku tafsiran untuk mendalaminya. Sebagai contoh, dari teks Matius Pasal 5 kata yang paling dominan muncul adalah “berbahagialah.

Menurut Barclay, kata “Berbahagialah berasal dari bahasa Aram. Yesus pada waktu itu berbicara memakai bahasa Aram. Bahasa Aram memiliki kemiripan dengan bahasa ibrani termasuk dalam pengungkapannya. Kata berbahagia ini memiliki tekanan seperti menggunakan kalimat dengan tanda seru(!) sehingga jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia maka kalimatnya menjadi O, berbahagialah.

• Perdalam lagi makna kata berbahagialah dari apa yang diucapkan Yesus bisa dengan  
   melihat pengertian lain dan membandingkannya.
• Lanjutkan dengan mengajukan pertanyaan siapa yang dimaksud dengan orang yang dianiya 
  dan difitnah pada saat itu?
• Siapakah yang dimaksudkan dengan mereka dalam ayat ini?
• Apa wujud kebenaran yang dimaksudkan dalam ayat ini?
• Apa yang dimaksudkan dengan kerajaan pada teks ini?

Implikasi
• Menanyakan siapa sajakah kelompok orang yang teraniaya dan difitnah di lingkungan kita 
   dimasa kini?
• Bagaimana respons manusia pada umumnya ketika dianiaya dan difitnah?
• Bagaimana seharusnya respons kita selaku pengikut Kristus ketika kita difitnah dan dianiaya 
   oleh karena melakukan kebenaran?
• Bentuk kebenaran seperti apa dimasa kini yang harus diwujudkan dalam kehidupan selaku 
   orang percaya?
• Memberikan kesimpulan berdasarkan uraian telaah dan implikasi dengan menggunakan beberapa kalimat sebagai ringkasan pokok terhadap hasil telaah untuk menjawab konteks gumul di masa kini. Jika disertakan contoh, sebaiknya contoh-contoh yang diajukan bersifat riil.

Demikian penjelasan singkat mengenai bagaimana mempersiapkan materi PA. Semoga bermanfaat bagi saudara-saudara sekalian. Tuhan memberkati.



Jumat, 27 Februari 2015

Spiritualitas Tahan Uji: Menjaga kekudusan Hidup (Kejadian 39:11-23)


Bapak/ibu/basudara jemaat yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus!

Dewasa ini, banyak orang sering mengatakan bahwa kalau mau hidup bahagia, kalau mau hidup senang, kalau mau hidup nikmat, pandai-pandailah untuk memanfaatkan peluang yang ada. Saya kira pernyataan ini tidak salah, tetapi juga mesti diinterpretasi atau diartikan secara hati-hati, sebab tidak semua peluang yang ada di depan mata, itu mampu membawa kita dalam kebahagiaan dan kenikmatan hidup yang sesungguhnya.

Nah Berbicara tentang memanfaatkan peluang untuk mencapai kebahagiaan dan kenikmatan hidup, maka bacaan kita kali ini yang terpilih dari kitab Kejadian 39:11-23 menjadi acuan bagi kita selaku orang-orang percaya, di dalam melihat dan memahami apa yang dimaksud dengan peluang dan kebahagiaan dari sudut pandang iman kristen.

Kisah yang tertuang di dalam teks ini sesungguhnya bukanlah teks yang asing bagi kita, karena sudah seringkali kita baca dan dengarkan. Teks yang menceritakan tentang perjalanan iman dari Yusuf, secara khusus ketika ia berhadapan dengan godaan yang ditawarkan oleh istri potifar ini, merupakan kisah yang di dalamnya mengandung pesan-pesan rohani yang sangat relevan dengan kondisi kenyataan hidup kita di masa kini.

Sebagaimana kita tahu bersama bahwa Yusuf yang adalah si bungsu dari anak-anak Yakub, awalnya dijual oleh saudara-saudaranya karena mereka cemburu terhadap kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh Yusuf. Yusuf kemudian di bawa ke mesir dan melayani di rumah potifar, seorang pegawai di istana Firaun. Ketika Yusuf bekerja disana, segala sesuatu yang dilakukannya berhasil karena Tuhan menyertai dia. Kenapa Tuhan menyertai dia? Penyertaan Tuhan itu ada karena Yusuf memiliki sikap yang baik, sopan dan bertanggung jawab. Atas dasar itulah, Yusuf kemudian diberikan kepercayaan yang lebih besar dari tuannya, potifar. Kepada Yusuf, potifar memberi kuasa atas rumah dan segala miliknya, padahal Yusuf sebenarnya hanyalah seorang budak, yang saat itu Yusuf masih sangat muda. Ia baru berusia 17 tahun. Gambaran ini menunjukan bahwa keberhasilan seseorang tidak ditentukan oleh umur, kedudukan, jabatan dan status sosial. Keberhasilan yang adalah buah berkat dari Tuhan sebenarnya ditentukan oleh sikap dan cara pandang kita di dalam melakukan setiap pekerjaan yang diembankan kepada kita. Maksudnya ialah bahwa siapa yang mau hidupnya diberkati seperti Yusuf, ia harus bekerja dengan sungguh, jujur dan penuh rasa tanggung jawab,

Bercermin dari teks ini, maka ketika merenungi kehidupan ini dan melihat kenyataan yang terjadi, kita akan menemukan bahwa seringkali juga kesungguhan di dalam bekerja ini sering diabaikan di dalam hidup kita selaku orang-orang percaya, baik sebagai pekerja di pemerintahan, swasta, di kantor maupun di pasar, bahkan juga dalam pelayanan.

Bapak/ibu basudara sekalian, terkait dengan hal ini, belakangan ada beberapa jenis penyakit yang muncul dan menggerogoti kehidupan kita selaku orang-orang percaya. Jangan kaget bapak/ibu. Penyakit-penyakit itu bukanlah penyakit yang sesungguhnya, melainkan hanyalah semacam plesetan. Bapak/ibu basudara mau tahu nama-nama dari penyakit-penyakit itu? Mau tahu tidak? Ok saya sebutkan. Yang pertama Kudis, yang merupakan singkatan dari kurang disiplin, kedua, Asma=asal mengisi absen, ke-3.Kram=kurang terampil ke-4. Asam urat=asal sampai uring-uringan atau tiduran yang ke-5. Ginjal=Gaji ingin naik, kerjaan lambat. Yang ke 6. Malaria, nah ini yang paling berbahaya = Masuk lalu ronda cari Alkohol.

Kemarin juga ketika saya memimpin ibadah buka usbu di salah satu kantor pemerintah, pimpinannya mengatakan buat saya, aduh ini anak-anak buah saya yang Kristen, justru yang lebih banyak mengalami krisis panggilan di tempat bekerja.

Jika orang-orang Kristen sudah berada dalam posisi yang demikian. Keberhasilan seperti apa yang hendak ia raih dalam pekerjaannya. Seringkali sebagai orang-orang Kristen, kita lupa bahwa hal-hal yang berkaitan dengan iman itu selalu identik dengan kegiatan-kegiatan ritual dan yang dianggap rohaniah. Orang dikatakan beriman apabila ia rajin beribadah, rajin ke gereja, suka terlibat di dalam kegiatan-kegiatan pelayanan dan seterusnya. Memang benar, orang beriman itu harus rajin beribadah, hidup rohaninya harus baik, tapi ingat, rajin beribadah saja tidak cukup, Kenapa? Sebab jika iman hanya diyakini di dalam ruang-ruang ibadah, tanpa perbuatan nyata sebagai bentuk riil dari iman itu sendiri, maka sebenarnya iman kita hanyalah iman yang mati. Yusuf tidak seperti demikian. Ia adalah orang yang benar-benar beriman kepada Allah, dan imannya itu ia nyatakan secara sungguh di dalam pekerjaannya. Dengan demikian orang-orang percaya harus mencontohi teladan hidup dari Yusuf. Sehingga tidak ada orang yang berdoa minta kekuatan hari minggu di gereja, atau senin pagi di muka meja sombayang lalu kemudian ketika bekerja tidak sungguh-sungguh dan asal-asalan saja. Melalui teladan Yusuf ini juga, kita semua belajar untuk bekerja secara bertanggungjawab & bukan bekerja pancuri tulang.

Selanjutnya, saya yakin kita sekalian punya pengalaman iman bersama dengan Tuhan. Ketika di dalam kesungguhan kita bergumul meminta Tuhan mengaruniakan pekerjaan kepada kita. Kemudian, Tuhan memberikan itu,  kita diperkenankan menjadi seorang pegawai negeri sipil atau pegawai swasta misalnya. Luar biasa, iman kita membuahkan hasil. Ternyata setelah memperoleh pekerjaan, ada banyak diantara kita yang proses berimannya berhenti disini. Ya pergumulan kita sudah dijawab, saya sudah dapat pekerjaan, puji Tuhan. Itu cukup. Padahal semestinya, kalau kita meyakini bahwa pekerjaan ini adalah pemberian dari Allah, maka tentunya pekerjaan ini adalah pekerjaan yang kudus. Sehingga kita mesti mengerjakannya  dengan baik.

Bapak/ibu basudara jemaat yang diberkati Tuhan
Sadarilah bahwa pekerjaan apapun yang sementara kita tekuni adalah berkat Allah dan panggilan bagi hidup kita. Lakukanlah secara sungguh, sebab Tuhan memperhitungkan apa yang kita lakukan. Yusuf adalah bukti nyata bahwa Tuhan akan menyertai setiap orang, Tuhan akan menambahkan berkat dan tanggung jawab yang besar apabila kita setia terhadap tanggung jawab yang kecil, yang Tuhan berikan kepada saudara dan saya, secara khusus di tengah-tengah pekerjaan kita masing-masing.

Pesan kedua yang hendak disampaikan kepada kita di dalam teks ini mengacu pada peristiwa ketika Yusuf digodai oleh istri potifar untuk melakukan perzinahan. Yang menarik disini ialah bagaimana Yusuf mampu mempertahankan imannya kepada Allah di tengah-tengah godaan dan peluang yang begitu besar. Kalau kita baca pada ayat yang ke-11&12, kita akan menemukan dengan jelas bahwa pada saat itu tidak ada seorangpun yang ada di rumah. Seandainya Yusuf mau, perzinahan itu pasti sudah terjadi. Tetapi Yusuf tidak melakukannya. Kenapa Yusuf tidak melakukan itu? Yusuf memahami bahwa hal itu merupakan sebuah kekejian bagi Tuhan. Yusuf tahu dan sadar bahwa memang tidak seorangpun yang melihat kejadian itu, tetapi mata Allah adalah melihat semua yang terjadi. Yusuf memahami Allah sebagai pribadi yang maha tahu, bahkan sampai ke kedalaman hati manusia.

Nah, persoalan inilah yang menjadi titik sentral pemberitaan kita  pagi ini di dalam mengevaluasi kehidupan kita selaku orang-orang percaya. Kenapa saya katakan demikian? Coba kita lihat kenyataan2 yang terjadi dalam hidup ini. Ketika ada banyak orang, termasuk kita sebagai orang-orang percaya yang cepat tergoda dengan berbagai rayuan dunia. Bagaimana tidak, ketika ada peluang-peluang untuk memperkaya diri, yang diprioritaskan hanyalah saya harus kaya, saya harus punya banyak uang, ini kesempatan saya, kapan lagi. Lalu kemudian, anak-anak Tuhan jatuh tersungkur di bawah rayuan dunia ini. Imannya menjadi hancur berantakan, hanya karena peluang yang membawa kepada kebahagiaan yang semu. Di media televisi dan surat kabar misalnya, kita bisa membaca dan mendengar kasus-kasus dimana karena mau kaya mendadak, lalu kemudian terlibat di dalam praktek-praktek yang merugikan Negara. Spekulasi, korupsi dan kolusi menjadi pilihan hidup dibanding mempertahankan iman secara utuh kepada Allah.

Tawaran-tawaran lain juga hadir di dalam hidup kita, dimana orang lebih cenderung untuk melihat togel sebagai peluang untuk memperkaya diri. Kita berpikir apa yang kita buat kan tidak dilihat manusia, jadi tidak ada persoalan. Ataupun pun juga ketika ada tawaran-tawaran dari wanita atau pria yang punya sifat seperti istri potifar, kita mudah sekali jatuh di dalam perselingkuhan. Namun, bukan saja perselingkuhan, sekarang ini, ada informasi bahwa ada kasus-kasus yang muncul dimana orang dewasa menggunakan berbagai cara untuk menggoda anak-anak muda, baik laki-laki maupun perempuan, salah satunya dengan iming-iming uang. Lalu kemudian, anak-anak mudah jatuh di dalam perangkap dosa. Kekudusan bukan lagi menjadi pilihan hidup, melainkan peluang untuk bisa memiliki banyak uang, apapun caranya, itulah yang dikejar.

Di awal khotbah tadi saya katakan bahwa tidak semua peluang itu mampu membawa kita kepada kebahagiaan hidup. Karena itu, kehidupan ini mesti kita sikapi secara bijaksana di dalam kehendak Allah. Kita bisa melihat secara nyata, akibat-akibat dari kehidupan yang diluar kehendak Allah, dimana ketika terlibat di dalam korupsi, ujung-ujungnya penderitaan di dalam penjara, terlibat di dalam togel, bisa dipenjara, bisa juga mengalami kesusahan di dalam kehidupan rumah tangga karena berkat Tuhan tidak mampu dikelola secara bijaksana. Bayangkan saja, kalau sudah ketagihan orang itu bisa pasang togel diatas 10rb perhari, bahkan ada yang berani sampai seratus ribu, padahal pendapatan per harinya itu kecil. Demikian juga ketika Tergoda oleh wanita dan pria idaman lain, maka hancurlah kehidupan rumah tangga dan korbannya adalah anak-anak. Begitu pun juga, anak-anak muda yang cepat tergiur oleh uang, masa depannya kelam, karena berpotensi besar terkena HIV Aids, dan berbagai persoalan lainnya. Inikah yang kita sebut sebagai kebahagiaan? Sudah tentu tidak? Karena itu, terhadap fenomena-fenomena ini, tema mingguan kita “Spiritualitas tahan uji” mengajak saudara dan saya melalui pembacaan kali ini bahwa di tengah-tengah keberadaan hidup yang penuh dengan tawaran dan godaan, carilah kehendak Allah, supaya hidup kita diberkati dan kebahagiaan sejati akan kita miliki.

Pesan terakhir yang hendak disampaikan dari teks ini, memberikan sebuah kesimpulan untuk kita sadari bersama bahwa beriman kepada Allah itu bukan sesuatu yang tanpa resiko. Kenyataan yang dihadapi oleh Yusuf yang difitnah oleh Istri potifar telah menunjukan kepada kita bahwa hidup di dalam kehendak Allah itu membutuhkan kesiapan untuk menerima konsekuensinya sebagai akibat dari iman yang kita pertahankan. Kalau kita ditolak karena tidak mau kompromi dengan korupsi, jangan kaget, kalau kita dikucilkan karena tidak mau melakukan hal-hal yang tidak benar dihadapan Allah, jangan takut, kalau kita hidup pas-pasan, tidak seperti orang lain yang penuh dengan kelimpahan tapi dengan cara yang tidak benar, jangan cemburu, sebab Tuhan itu maha mengetahui kesungguhan kita.

Kisah Yusuf di bagian akhir dan pada pasal2 selanjutnya juga menunjukan kepada kita bahwa, Tuhan akan mengangkat kehidupan setiap orang dari berbagai persoalan yang dihadapi, ketika setiap kita mau secara sungguh menunjukan iman dan kesetiaan kita kepada Allah. Jika kita melakukan segala sesuatu di dalam takut akan Tuhan, saya percaya, apa yang menjadi bagian dari kehidupan Yusuf dibagian akhir dari teks ini, dimana Tuhan menyertai dan melimpahkan kasih setiaNya, melalui kepala penjara, juga akan menjadi bagian menjadi kehidupan saudara dan saya. Tuhan akan membuat segala sesuatu yang kita kerjakan berhasil, apabila kita memiliki iman yang teguh untuk terus berjalan di jalan Tuhan. Amin